The Lobster Deltras Sidoarjo beruntung
mempunyai pendukung setia seperti Deltamania. Selain andal memompa
semangat dan rajin memberi masukan, Deltamania juga akrab dengan
kelompok suporter lain.
Deltamania berdiri tanggal 16 Februari 2001
yang dibidani oleh 5 orang gila bola, yaitu M. Hassanudin (Bob Hasan),
Reza Panggabean, Nur Wak, Budi Pamulung, dan juga Iwan Sumantri.
Deltamania lahir sebagai buntut dari pindahnya Gelora Dewata (GeDe) Bali
ke Sidoarjo dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta (GPD). Pada
awal kelahirannya, Deltamania menggunakan kostum kebesaran Putih sebagai
tanda pihak netral dalam kanca suporter di Jatim yang telah muncul
bermacam-macam corak warna. Aremania misalnya dengan atribut biru warna
khasnya, Bonekmania dengan corak hijau yang melegenda, serta juga
Ultrasmania dengan warna kuning.
Awalnya Deltamania kesulitan dalam mencari
anggota, disamping karena prestasi GPD waktu itu sedang terpuruk dipapan
bawah kompetisi, juga karena Sidoarjo merupakan basis dari pendukung
Persebaya atau yang dikenal dengan Bonekmania selama bertahun-tahun.
Namun setelah ditengah kompetisi prestasi
GPD beranjak naik, maka perlahan-lahan banyak juga masyarakat Sidoarjo
yang tertarik untuk bergabung bersama Deltamania. Sampai pada akhir
musim jumlahnya sungguh diluar dugaan banyaknya seiring dengan lolosnya
GPD dari lubang jarum degradasi ke Divisi I. Pada musim kompetisi tahun
2002 Deltamania berganti warna kebesaran menjadi merah mengikuti corak
kostum GPD. Jumlahnya pun makin bertanbah banyak.
Jumlah yang begitu banyak semakin
menggelembung ketika musim kompetisi 2003 mulai bergulir. Hal itu dipicu
oleh prestasi bagus GPD yang telah berganti nama menjadi Deltras
Sidoarjo setelah dibeli oleh Pemkab Sidoarjo diawal musim. Disamping itu
juga karena materi pemain Deltras di musim itu layak disebut sebagai
yang terbaik dalam sejarah berdirinya GPD atau Deltras. Siapa yang tidak
mengenal sosok Budi Sudarsono di sektor depan Deltras, I Putu Gede
sebagai kapten kesebelasan, serta duo bek sayap Anang Ma’ruf di kanan
dan Isdiantono di kiri, Serta Agung Prasetyo di bawah mistar gawang.
Semua itu masih ditopang oleh trio pemain asing yang berkualitas, Adolfo
Souza dengan goyang sambanya di sektor depan bersama Jean Michel
Babouaken serta Eduardo Chacon di barisan belakang. Prestasi Deltras
waktu itu sangatlah bagus, bahkan sempat menguasai puncak klesemen
sementara.
Namun sayang prestasi itu tidak berlanjut
sampai akhir musim, sehingga animo besar Deltamania itu pun
perlahan-lahan mulai menyurut. Hal itu terus terjadi dimusim 2004, 2005,
dan juga musim 2006 yang menandai sebagai musim suram Deltras Sidoarjo
di kanca Divisi Utama Liga Indonesia. Dalam musim-musim itu Deltras
berturut-turut lolos dari lubang degradasi berkat kebijakan dari PSSI.
Pada musim 2007 animo Deltamania untuk
datang ke stadion mulai beranjak naik seiring dengan membaiknya prestasi
Deltras. Dengan diperkuat duo Argentina dilini tengah, yaitu Jose
Sebastian Vasquez dan Claudio Damian Pronetto, Deltras mampu bertahan di
papan atas Divisi Utama Liga Indonesia sepanjar musim 2007 berlangsung.
Semua itu berimbas dengan lolosnya Deltras ke babak 8 besar untuk
pertama kalinya.
pada musim 2008 animo Deltamania kembali
menurun, ini disebabkan karena jeleknya permainan Deltras. Meski sudah
diperkuat pemain sekaliber G. chena. pada musim ini Deltras terdegradasi
ke divisi utama
Pada musim 2009/2010 deltras membuat
kejutan. dengan tim ala kadar DELTRAS mampu menjadi runner-up Divisi
utama dan promosi ke ISL
Musim 2010/2011 lebih mirip roller coaster.
penampilan yang menjanjikan di awal musim dengan melibas Persib dan
Sriwijaya masing -masing 4 - 1 dan 3 - 1. sayang Deltras gagal
melanjutkan tren positif ini... meski delalu menang dikandang, tetapi
Deltras seperti Lobster tanpa supit ketika bermain di tandang. akhir
musim Deltras menduduki peringkat 13
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !